Jumat, Oktober 23, 2009

DAFTAR SUSUNAN MENTERI UNTUK KABINET INDONESIA BERSATU 2
PERIODE 2009-2014


MENTERI KOORDINATOR

1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Setianingsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informasi : Tifatul Sembiring


MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan Pengedalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

Kamis, Oktober 08, 2009

Gempa Padang, Sumatera Barat

Pusat Gempa Padang Ada di Sekitar Pulau Siberut



PADANG--Pusat gempa yang melanda Kota Padang di Sumatra Barat, Minggu sekitar pukul 14.38 WIB berada di 43 kilometer tenggara Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, dengan kedalaman 32 kilometer .

Hal itu dikatakan, Azwir, petugas Badan Meteorologi dan Geoifisika Padang Panjang, yang dihubungi ANTARA, Minggu.

Ia menjelaskan, pusat gempa berkekuatan 6,9 skala Richter itu berada pada titik 1.64 derajat lintang selatan dan 99.12 derajat bujur timur, atau sekitar 43 kilometer tenggara Pulau Siberut.
"Gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami," katanya.

Walaupun Kota Padang, sering mendapat guncangan gempa, namun tetap saja terjadi kepanikan warga akibat gempa 6,9 skala Richter itu. Banyak warga yang berhamburan keluar rumah, walaupun suasana Kota Padang masih diliputi awan tebal dengan hujan rintik-rintik.

Sejumlah pengunjung di pusat perbelanjaan juga berhamburan keluar seperti di Plaza Matahari Dept Store Kota Padang. Akibat berebutan keluar gedung, sejumlah pengunjung ada yang mengalami luka lecet.

Suasana di Pesisir Selatan Kota Padang juga mencekam, karena begitu merasakan getaran, sebagian warga berusaha sekuat tenaga untuk lari ke bukit yang lebih tinggi karena khawatir terjadi tsunami. Tos (36), warga setempat mengatakan, sejumlah warga panik dan berlarian mencari tempat yang lebih tinggi karena takut terjadi Tsunami.
"Sekarang warga sudah mulai kembali karena ada informasi gempa itu tidak menimbulkan tsunami," katanya.

Kepanikan juga terjadi di Rumah Sakit Ibnu Sina di Kawasan Gunung Pangilun, Kota Padang, dimana sebagian pasien berlarian menyelamatkan diri ke luar karena khawatir gempa mengakibatkan gedung runtuh.

Sejumlah bangunan di Kota dilaporkan juga mengalami retak-retak termasuk yang dialami rumah milik Maril (40), warga Air Dingin Kota Padang. Ia mengatakan, dinding rumahnya mengalami retak-retak. "Sebelumnya dinding itu memang retak, namun kemudian saya perbaiki dan sekarang kembali retak-retak akibat gempa tadi," katanya.

Sampai saat ini belum dilaporkan adanya korban luka-luka akibat gempa yang berlangsung sekitar satu menit tersebut. Sejumlah warga masih ada yang belum berani untuk masuk ke rumah mereka dan memilih duduk-duduk di depan rumah. ant/taq

Sumber : Republika Online








Lihat Peta Lebih Besar

Sabtu, September 12, 2009

Seputar Informasi Mudik Lebaran

Bagi anda yang mudik, hati-hati diperjalanan
jaga kondisi, persiapkan segala sesuatunya, jangan sampai ada yang terlupa terutama masalah bekal dan savety.

Selamat Mudik.....



Lihat Peta Lebih Besar



Bagi yang ingin mengetahui informasi Jadwal Keberangkatan Kereta Api, Harga Tiket dan Tujuan silahkan buka di websitenya

http://infoka.kereta-api.com/jadwal_dan_tarif/



Sekarang lebih lengkap informasinya,

Lihat juga peta mudik 2009 di

http://www.cybermap.co.id

Minggu, Agustus 30, 2009

Senja di Banda Aceh




The Nuclear Fission Power Plant

The Nuclear Fission Power Plant

Introduction:
Currently, about half of all nuclear power plants are located in the US. There are many different kinds of nuclear power plants, and we will discuss a few important designs in this text. A nuclear power plant harnesses the energy inside atoms themselves and converts this to electricity. This electricity is used by all of us. By now, you should have an idea of the fission process and how it works. A nuclear power plant uses controlled nuclear fission. In this section, we will explore how a nuclear power plant operates and the manner in which nuclear reactions are controlled.

Uranium Preparation:
Earlier we talked about nuclear fission with 235U. In reality, this will not be the only isotope of uranium present in a nuclear reactor. In naturally occurring uranium deposits, less than one percent of the uranium is 235U. The majority of the uranium is 238U. 238U is not a fissile isotope of uranium. When 238U is struck by a loose neutron, it absorbs the neutron into its nucleus and does not fission. Thus, by absorbing loose neutrons, 238U can prevent a nuclear chain reaction from occurring. This would be a bad thing because if a chain reaction doesn't occur, the nuclear reactions can't sustain themselves, the reactor shuts down, and millions of people are without electrical power. In order for a chain reaction to occur, the pure uranium ore must be refined to raise the concentration of 235U. This is called enrichment and is primarily accomplished through a technique called gaseous diffusion. In this process, the uranium ore is combined with fluorine to create a chemical compound called uranium hexafluoride. The uranium hexafluoride is heated and vaporizes. The heated gas is then pushed through a series of filters. Because some of the uranium hexafluoride contains 238U and some contains 235U, there is a slight difference in the weights of the individual molecules. The molecules of uranium hexafluoride containing 235U are slightly lighter and thus pass more easily through the filters. This creates a quantity of uranium hexafluoride with a higher proportion of 235U. This is collected, the uranium is stripped from it, and the result is an enriched supply of fuel. Usually, nuclear power plants use uranium fuel that is about 4% 235U.

Parts of a Nuclear Reactor - Pressurized Water Reactor (PWR):
A typical nuclear reactor has a few main parts. Inside the "core" where the nuclear reactions take place are the fuel rods and assemblies, the control rods, the moderator, and the coolant. Outside the core are the turbines, the heat exchanger, and part of the cooling system.
The fuel assemblies are collections of fuel rods. These rods are each about 3.5 meters (11.48 feet) long. They are each about a centimeter in diameter. These are grouped into large bundles of a couple hundred rods called fuel assemblies, which are then placed in the reactor core. Inside each fuel rod are hundreds of pellets of uranium fuel stacked end to end.
Also in the core are control rods. These rods have pellets inside that are made of very efficient neutron capturers. An example of such a material is cadmium. These control rods are connected to machines that can raise or lower them in the core. When they are fully lowered into the core, fission can not occur because they absorb free neutrons. However, when they are pulled out of the reactor, fission can start again anytime a stray neutron strikes a 235U atom, thus releasing more neutrons, and starting a chain reaction.
Another component of the reactor is the moderator. The moderator serves to slow down the high speed neutrons "flying" all around the reactor core. If a neutron is moving too fast, and thus is at a high-energy state, it passes right through the 235U nucleus. It must be slowed down to be captured by the nucleus and to induce fission. The most common moderator is water, but sometimes it can be another material.
The job of the coolant is to absorb the heat from the reaction. The most common coolant used in nuclear power plants today is water. In actuality, in many reactor designs the coolant and the moderator are one and the same. The coolant water is heated by the nuclear reactions going on inside the core. However, this heated water does not boil because it is kept at an extremely intense pressure, thus raising its boiling point above the normal 100° Celsius.

See More on...http://library.thinkquest.org

History of Batan

Nuclear activities in Indonesia began with the establishment of the State Committee for the Investigation of Radioactivity in 1954, which was assigned to investigate the possibility of radioactive fall-out in Indonesia territory due to nuclea rweapon test in the Pacific Ocean.

Noting that the development and application of atomic energy could enhance the welfare of the people, the Government issued Government Regulation No. 65 on December 5, 1958 establishing the Atomic Energy Council and the Atomic Energy Institute. Thiswaslater followed by the enactment of Act No. 31 year 1964 regarding the Basic Stipulations on Atomic Energy and Government Regulation No. 33 year 1965 which also renamed the Atomic Energy Institute into the National Atomic Energy Agency (Badan Tenaga Atom Nasional or BATAN). However, the 5th of December has been retained as the date of anniversary of BATAN.

In 1965, the operation of the first research reactor (Triga Mark II) was inaugurated in Bandung. In order to improve mastery of nuclear science and technology, several research & development and engineering facilities were built, among others are the Nuclear Technology Research Centre of Pasar Jumat, Jakarta in 1966, and the Nuclear Technology Research Centre of GAMA, Yogyakarta in 1967, where the Kartini research reactor was then built in 1979. To further support the nuclear energy programme, research & development and engineering facilities, the 30 MW Multipurpose Research Reactor was inaugurated in 1987. It's supporting laboratories including facilities for fuel fabrication of research and power reactors, reactor safety testing, production of radioisotope and radiopharmaceutical, management of radioactive wastes and other nuclear facilities have been built in the PUSPIPTEK science and technology research complex in Serpong.

Further development saw the enactment of Act No. 10 in 1997 on Nuclear Energy, which stipulated among others the separation of the executing function on the beneficial applications of nuclear energy (BATAN), from the regulatory function held by the Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN).

See more on..http://www.batan.go.id

Hydropower Technologies

The Wind and Hydropower Technologies Program aims to research, test, and develop innovative technologies capable of generating renewable, environmentally responsible, and cost-effective electricity from water. These include marine and hydrokinetic technologies, a new suite of emissions-free renewable technologies that harness the energy from untapped wave, tidal, current and ocean thermal resources. In addition, the program works to develop technologies and processes to improve the efficiency, flexibility, and environmental performance of hydroelectric generation, which currently accounts for approximately 7% of the US electricity supply.

See more on..http://www1.eere.energy.gov

Energy Resource:Wind Power

We've used the wind as an energy source for a long time.

The Babylonians and Chinese were using wind power to pump water for irrigating crops 4,000 years ago, and sailing boats were around long before that.

Wind power was used in the Middle Ages, in Europe, to grind corn, which is where the term "windmill" comes from.

See..more on http://home.clara.net/darvill/altenerg/wind.htm

Sabtu, April 04, 2009

ArcView

ARCVIEW 3.3

Software Arcview adalah salah satu software ternama di Dunia yang menangani Sistem Informasi Geografis. Dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute) sejak tahun 1992. Saat ini sudah banyak digunakan untuk analisis dalam pengelolaan masalah-masalah kependudukan, sosial, pariwisata, pemerintahan, sumber daya alam, dll. Adapun data-data yang dapat digunakan dalam Arcview 3.3 adalah sebagai berikut :

DATA SPASIAL

ArcView dapat menggunakan data dari beberapa sumber, antara lain adalah:

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.)
Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta analog dapat dikonversi menjadi peta digital melalui proses digitasi dan scanning. Referensi spasial dari peta analog digunakan sebagai acuan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya hasil konversi peta analog menjadi peta digital direpresentasikan dalam format vektor.

Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

Data hasil pengukuran lapangan.
Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.

Data GPS.
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.


SISTEM KOORDINAT

Salah satu ciri dari data spasial adalah melekatnya informasi tentang lokasi. Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di antaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti jarak, sudut, atau luasan.

FORMAT DATA YANG DAPAT DIMANFAATKAN ARCVIEW

format data spasial yang dapat digunakan dalam ArcView 3.3 format-format tersebut antara lain:
Data citra (Image), merupakan model data raster. Termasuk dalam format ini data hasil penginderaan jarak jauh, scanning, maupun data raster hasil pengolahan program pengolah citra lain, yaitu
· ARC/INFO GRID
· BSQ, BIL, BMP, BIP, and JPEG
· SUN raster files
· TIFF, TIFF LZW compressed, dan GeoTIFF
· Erdas (.lan)
· Erdas IMAGINE Images (*.img)
· Image catalogs
· Run length compressed formats
Data vektor, terdiri dari file-file dengan format .dxf, .dwg (dari AutoCAD) .e00 (Arcinfo), .MIF (Mapinfo), .shp (ArcView), coverage ArcInfo, SDE.
File-file vektor dari format .dxf, .dwg, dan coverage ArcInfo bisa ditampilkan dengan ArcView, namun agar bisa dilakukan perubahan (editing) maka harus dikonversi ke format shapefile. File dari MapInfo harus dieksport dulu ke format MIF kemudian diimport ke ArcView menjadi sharp file.

Selain data spasial, ArcView GIS juga memanfaatkan data atribut yang biasanya disimpan dalam file-file tabular. Format file data atribut yang dapat digunakan oleh ArcView adalah .DBF (dBase IV), .TXT (comma atau tab delimited text), dan INFO (Arcinfo).


FORMAT DATA SHAPEFILE

Format data spasial model vektor asli milik ArcView disebut dengan shapefile (.shp). Sebuah shapefile sebenarnya terdiri dari beberapa file terpisah. Namun demikian, ketika ArcView membuka shapefile tersebut maka seolah-olah kita hanya membuka satu file saja karena ArcView menggunakan semua file tersebut secara terpadu. Jenis-jenis file yang menjadi komponen penyusun Shapefile antara lain:

Data geometrik (shape geometry) – ditandai dengan nama akhiran .shp
Data atribut – ditandai dengan nama akhiran .dbf
Indeks data geometrik – ditandai dengan nama akhiran .shx
Indeks data spasial – ditandai dengan nama akhiran .sbn dan .sbx.
Indeks atribut dari file aktif di dalam dalam suatu tabel – ditandai dengan nama akhiran .ain dan aih.

Data vektor shapefile menampung jenis feature spasial yang berbeda dalam shapefile yang terpisah. Shapefile yang sejak awalnya digunakan untuk menampung data vektor berbentuk poligon hanya dapat digunakan untuk menampung data vektor poligon. Demikian juga dengan shapefile yang didefinisikan untuk menyimpan data vektor berbentuk garis maupun titik (point) hanya dapat digunakan untuk menampung data berbentuk garis atau titik.

Rabu, April 01, 2009

Excel

TIPS EXCEL
Formula menggabungkan kalimat dari beberapa kolom menjadi satu kolom.



Anda pernah mengalami masalah dengan file excel anda karena formatnya acak-acakan. Padahal database yang baik tentunya setiap satu kalimat harus berada utuh pada satu kolom agar apabila dijadikan sebagai databese source, agar informasinya akurat.
Atau anda mendapatkan masalah dengan kalimat di microsoft word yang tidak terhubung antara satu baris dengan baris lainnnya dalam satu paragraph atau semua kalimat dalam satu file (misal laporan), tentu akan memakan waktu lama jika harus menghubungkan baris perbaris.

Atau anda akan membuat file excel yang berformat .csv. untuk diaplikasikan dalam software lain seperti koordinat untuk land desktop development. Sementara data yang anda miliki masih berada di 3 kolom. Jika hanya sepuluh record, mungkin nda masalah, tetapi jika datanya ratusan atau ribuan?!!

Menggabungkan kalimat dalam satu paragraf

Sebagai contoh kalimat yang tersesun sebagai berikut :

Kalimat pertama
Kalimat kedua
Kalimat ketiga

Kalimat keempat
Kalimat kelima
Kalimat keenam
Kalimat ketujuh

Selanjutnya Copy kalimat tersebut dengan cara mengeblok-nya dan Paste dikolom pertama microsoft excel sehingga susunannya sebagai berikut :

Kalimat pertama : Kolom A1
Kalimat kedua : Kolom A2
Kalimat ketiga : Kolom A3

Kalimat keempat : Kolom A4
Kalimat kelima : Kolom A5
Kalimat keenam : Kolom A6
Kalimat ketujuh : Kolom A7

Selanjutnya masukan Formula berikut pada sembarang kolom sebagai contoh dikolom B1
Formulanya adalah sebagai berikut

=A1&""&A2&""&A3""&A4&""&A5&""&A6&""&A7&"

Kemudian tekan enter
Hasilnya adalah sebagai berikut:

Selanjutnya anda dapat mengkopi kalimat tersebut kedalam Microsoft word.

Anda dapat memperpanjang formulanya sesuai dengan kebutuhan, dan anda tidak perlu menuliskan lagi formulanya untuk paragraf selanjutnya, karena anda cukup meng-copy kalimat dari word dan di-paste kekolom “A1”, maka pada kolom B1 otomatis akan ikut berubah. Tinggal copy dan paste di ms.word.


Menggabungkan beberapa kolom menjadi satu kolom disertai tanda koma (,)


Formulanya hampir sama dengan formula pertama, kita tinggal menyisipkan tanda koma (,) diantara tanda petik (“,”). Lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

Formula kita ketikan dikolom “D1”, selanjutnya drag kebawah sesuai jumlah record yang ada.

Selamat mencoba.

Photoshop




MEMBUAT EFEK BAYANGAN DALAM AIR

TUTORIAL PHOTOSHOP



  1. Sediakan dua buah file gambar, dimana gambar pertama adalah objek yang akan diberi bayangan dan gambar kedua adalah gambar pemandangan yang terdapat sungai/laut/air
  2. Pada gambar pertama hapus background yang yang akan diberi efek bayangan. Kali ini kita akan menghapus background dengan fasilitas extract (anda bisa menggunakan cara lain untuk menghapus background)
  3. Pilih menu extract dengan cara klik filter>extract, maka akan muncul layer windows yang baru.
  4. perhatikan pada sisi kiri terdapat tool-tool utama.




  1. Klik edge highlighter tool yang akan digunakan untuk memberikan batas area yang tidak ingin kita hapus
  2. Pada menu sebelah kanan terdapat menu smart highlighting , yang jika diaktifkan berguna untuk membatasai warna objek yang tidak terlalu kontras, dan jika tidak diaktifkan berguna untuk membatasi warna yang kontras.
  3. Klik dan buatlah batas dengan menggunakan edge highlihg tool.
  4. Pada menu sebelah kiri tekan fill dan gunakan untuk memberi warna objek utama
  5. Sebelum menekan preview, perhatikan menu display pada kanan bawah, terdapat beberapa pilihan
    1. None untuk memberikan warna transparan background
    2. Balck/grey/white/other untuk memberikan warna yang kita inginkan pada background.
  6. Tekan preview untuk melihat hasilnya.
  7. Selanjutnya kita akan menggabung dua objek yang akan dimanipulasi
  8. Drag objek orang pada gambar pertama (objek orang) ke objek kedua (Gambar pemandangan) dengan menggunakan Move tool, sehingga seakan-akan objek pertama benar-banar berada pada gambar kedua. Jangan lupa atur ukuran pixel image, agar kedua gambar sesuai, langkahnya adalah image>image size, selanjutnya atur ukuran yang diinginkan.
  9. Untuk memberikan efek natural kita perlu memberi bayangan objek orang terhadap air dibawahnya
  10. Beri nama objek orang tersebut dengan nama “Orang”
  11. Selanjutnya kita akan meng-Copy layer orang tersebut dengan cara Klik Layer>Duplicate layer dan beri nama “Bayangan”
  12. Dalam keadaan layer bayangan aktif kita pilih Edit>Transform>Flip Horizontal
  13. Selanjutnya kita pilih Edit>Transform>Rotate 180 derajat
  14. Drag layer bayangan kearah bawah sampai kira-kira membentuk bayangan objek orang.
  15. Perlu dipahami bahwa yang membentuk bayangan hanya objek air, maka bayangan yang tidak mengenai air kita harus menghapusnya agara tampak natural dengan cara Klik Layer>Add layer Mask>Reveal All
  16. Pilih Brush tool dan pastikan warna Foreign adalah Hitam
  17. Hapus bayangan yang tidak mengenai air dengan brush tool tersebut. Untuk mengembalikan bayangan yang terhapus anda dapat menggunakan brush tool ini juga dengan merubah warna foreigroung dari hitam menjadi putih
  18. Bayangan sudah terbentuk, selanjutnya untuk menambah efek natural, kurangi Opacity dari bayangan sekitar 45% (pada sudut kanan atas jendela layer)
  19. Anda sudah selesai membuat efek bayangan, bagaimana hasilnya. Ulangi jika hasilnya kurang memuaskan

Rabu, Maret 25, 2009

Geograpic Information System


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
GEOGRAPIC INFORMATION SYSTEN (GIS)


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah Sistem informasi yang mengelola data yang memiliki informasi spasial atau bereferensi keruangan. Atau dapat juga dipahami sebagai Sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis dalam sebuah database.

Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data dan data atribut atau data tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.

Beberapa Penerapan GIS dapat adalah sebagai berikut.

  • Dalam Bidang Pemasaran seperti Distribusi Produk , Bisnis Eceran, Pusat Layanan Bisnis, Bisnis Kecil
  • Peta Lokasi (Location Maps), seperti Peta Kawasan Wisata, Peta Wilayah, Peta Jalur Mudik, dll
  • Telekomunikasi ,yang meliputi: Fasilitas dan pemetaan kawasan, Rute penempatan kabel
  • Manajemen Prasarana Transportasi : Jalan, jalur kereta api, fasilitas pelabuhan, Lingkungan dan Geologi
  • Pariwisata
  • Dll.

Sebagai sistem yang memiliki kegunaan yang sangat luas, perlu banyak pemahaman program aplikasi lain sebagai penunjang. Beberapa program yang pendukung aplikasi SIG diantaranya :

  • CAD (AutoCAD Map, Land Development, dll)
  • Arcview, Arc Info, Arc Explorer, ArcGIS
  • Database (Ms. excel, Ms. Acces, dll)
  • Map Info

Aplikasi Pengolah Image (Photoshop, Corel, dll)

Sedangkan secara keilmuan perlu dipahami beberapa ilmu tentang pengukuran rupa bumi (geodesi), Sistem koordinat geografis, kartografi, penginderaan jauh, dll.


PETA SEBAGAI BAGIAN DARI
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Pengertian Peta
Peta adalah gambaran dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan system proyeksi dan skala tertentu.

Jenis-jenis peta

Peta garis
Adalah peta yang menyajikan detail planimetris maupun ketinggian dalam bentuk garis dan symbol-simbol. Detail yang disajikan dipilih (generalisasi) sesuai engan skalanya dan kontur digambar dengan interval tertentu.

Peta Foto
Adalah peta yang disajikan dalam bentuk foto yang telah direktifikasi sedemikian rupa sehingga skalanya seragam. Peta foto dapat berupa hanya foto, dapat pula ditumpangtindihkan dengan detail seperti peta garis

Peta Digital
Adalah peta dalam bentuk data digital, baik dalam bentuk data vector, raster, atau kombinasi keduanya. Sedangkan berdasarkan fungsinya peta digital dibagi menjadi dua yaitu peta topografi yang menyajikan informasi topografi yang panimetris secara lengkap sesuai dengan skalanya dan peta tematik, yaitu peta yang hanya menyajikan detail atau data tertentu sesuai dengan keperluanyya.

Kartografi
Adalah ilmu dan seni pembuatan peta, agar peta selain informative, juga kelihatan indah. Beberapa hal pokok tentang aturan kartografi antara lain Muka peta dan informasi tepi, Skala peta, Proyeksi peta dan system koordinat dan penggambaran detail yang perlu dotonjolkan.



Disusun dari berbagai Sumber

Rabu, Maret 18, 2009

Energy

HOW THE GENERATOR WORKS

The turbine is attached by a shaft to the turbogenerator. The generator has a long, coiled wire on its shaft surrounded by a giant magnet. You can see the inside of the generator coil with all its wires in the picture on the right.
The shaft that comes out of the turbine is connected to the generator. When the turbine turns, the shaft and rotor is turned. As the shaft inside the generator turns, an electric current is produced in the wire. The electric generator is converting mechanical, moving energy into electrical energy.
The generator is based on the principle of "electromagnetic induction" discovered in 1831 by Michael Faraday, a British scientist. Faraday discovered that if an electric conductor, like a copper wire, is moved through a magnetic field, electric current will flow (or "be induced") in the conductor. So the mechanical energy of the moving wire is converted into the electric energy of the current that flows in the wire.
The electricity produced by the generator then flows through huge transmission wires that link the power plants to our homes, school and businesses.
All power plants have turbines and generators. Some turbines are turned by wind, some by water, some by steam.


Sumber : www.energy.state.ca.us.

Alternatif Sumber Energi Listrik

Kincir Angin (Wind Turbine)


Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beberapa pantai dan dataran tinggi yang berpotensi untuk dibuatnya pembangkit listrik tenaga angin.

Berikut ini saya tampilkan beberapa gambar yang saya ambil di situs www.wind power.org.



Selasa, Maret 17, 2009

Investasi Pedesaaan

INVESTASI PEMBANGUNAN PERDESAAN
DI KABUPATEN BREBES


A. Pendahuluan

Belum teratasinya masalah kemiskinan mendorong pemikiran akan perlunya suatu strategi baru penanggulangan kemiskinan yang lebih menyentuh akar permasalahan kemiskinan. Pandangan konvensional menyebutkan kemiskinan sebagai masalah kekurangan modal dan menganggap masyarakat miskin sebagai objek yang tidak memiliki informasi dan pilihan sehingga tidak perlu terlibat dalam pengambilan keputusan kebijakan public. Implikasi dari pandangan ini adalah pemerintah mempunyai peran dominan untuk menyediakan modal dan kebutuhan dasar masyarakat miskin. Pendekatan ini terbukti kurang optimal dalam memecahkan masalah kemiskinan bukan hanya disebabkan oleh kesulitan anggaran dan lemahnya rancangan kebijakan karena tidak menyentuh akar masalah kemiskinan, tetapi juga tidak adanya pengakuan dan penghormatan atas suara dan hak-hak masyarakat miskin.

Dalam mengurangi kemiskinan, harus ditinjau bahwa kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga mencakup kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan untuk mejadi miskin, dan keterbatasan akses masyarakat miskin dalam penentuan kebijakan public yang berdampak pada kehidupan mereka. Oleh sebab itu, pemecahan masalah kemiskinan tidak lagi dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri melalui berbagai kebijakan sektoral yang terpusat, seragam dan berjangka pendek. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin itu sendiri dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan terhadap hak-hak dasar mereka, yaitu hak social, budaya, ekonomi dan politik.


B. Pendekatan

Pendekatan umum yang digunakan bertujuan untuk menelaah kondisi/karakteristik wilayah untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada guna mengetahui kecenderungan perkembangan maupun interaksinya dengan wilayah sekitar. Selain itu kajian tentang tata ruang yang ada juga mutlak dilakukan agar diketahui penyimpangan maupun arah kecenderungan yang tidak sesuai dengan yang telah digariskan, maka metode pendekatan yang dilakukan adalah:
1. Prinsip Spatial, pendekatan ini mutlak dilakukan dalam mensinkronisasikan kebutuhan ruang untuk menampung kegiatan dimasa yang akan datang, aksesibilitas beserta sarana dan prasarananya dalam menunjang kegiatan interaksi dengan wilayah sekitar serta mengantisipasi kebutuhan prasarana penunjang wilayah dimasa yang akan datang juga mutlak dilakukan. Tinjauan ini meliputi beberapa aspek:
a. Perubahan strukur ruang dan pusat pelayanan.
b. Hubungan keterkaitan dengan Kabupaten dan wilayah lain (Hinterland).
c. Hubungan keterkaitan antar ruang dan wilayah (Forward Linkage).
d. Sistem perhubungan yang membentuk struktur ruang.
2. Prinsip Proses Bottom Up Planning, hal ini dilakukan dalam rangka mendukung proses ekonomi daerah, dimana pada masa lalu kegiatan penataan ruang dilakukan atas kebijaksanaan dari pemerintah pusat tanpa melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan didaerah sehingga kebutuhan daerah maupun keinginan masyarakat tidak kurang tertampung dan terwakili.
3. Prinsip Regional, suatu prinsip pendekatan wilayah yang memandang wilayah sebagai suatu sistem. Keseluruhan unsur pembentuk wilayah yang meliputi sumber daya alam, sumber daya buatan dan manusia beserta kegiatannya yang meliputi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan daerah yang berinteraksi membentuk suatu wujud ruang. Pemahaman terhadap peran dan kedudukan Kabupaten Brebes dalam lingkup yang lebih luas yang ada serta interaksinya dengan wilayah sekitar dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada.
4. Prinsip Strategis, merupakan pendekatan yang menyangkut tentang fungsi kawasan, peran kawasan atau daerah serta ketersediaan sarana dan prasarana dalam mendukung interaksi antar wilayah.
5. Prinsip Ekonomi, hal ini merupakan pendekatan terhadap aspek perekonomian dalam upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penggunaan potensi-potensi yang dimiliki suatu daerah, pada pendekatan ini kajian terhadap sumber pendapatan masyarakat, sumber pendapatan daerah, serta penanaman modal asing, serta daerah berikut sumber daya alam mutlak dilakukan.
6. Prinsip Sosial Budaya, merupakan suatu prinsip pendekatan kemasyarakatan demi terselenggaranya suatu rencana yang berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar dapat memahami perilaku anggota masyarakat dalam pembangunan wilayah maupun pola migrasi yang ada.
7. Prinsip Teknis, suatu prinsip yang menyangkut upaya untuk mengoptimalkan penggunaan ruang suatu wilayah dengan cara mengkaji terlebih dahulu suatu wilayah tersebut serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
8. Prinsip Wilayah, suatu prinsip yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum, kelembagaan/organisasi serta perundang-undangan yang diharapkan agar suatu perencanaan dapat diterapkan melalui koordinasi antar instansi didaerah dalam pelaksanaan dan pengendaliannya.

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Gabungan Teoritikal-Legalitas-Empiris
2. Pengekatan Gabungan Kualitatif-Kuantitatif
3. Pendekatan Benchmarking dalam pengembangan Komoditas Unggulan
4. Pendekatan Sistem dalam penyelesaian persoalan
5. Pendekatan Komprehensif


Pendekatan Gabungan Teoritikal-Legalitas-Empiris

Dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan ini ditempuh pendekatan gabungan, yang menggabungkan antara pendekatan teoritikal, pendekatan legalitas, dan pendekatan empiris. Apabila dalam pendekatan teoritikal lebih banyak memandang persoalan yang hendak diselesaikan dengan sudut pandang teori, sebaliknya dalam pendekatan empiris lebih banyak melihat dari sudut pandang kejadian empiris yang terjadi di realitas yang harus diselesaikan. Pendekatan legalitas lebih melihat pada sudut pandang aspek legal/normatif pada penyelesaian setiap persoalan yang hendak dipecahkan. Tetapi dalam penyelesaian pekerjaan ini tidak dipilih salah satu pendekatan saja, tetapi menggabungkan ketiga pendekatan tersebut untuk saling melengkapi sehingga didapat penyelesaian persoalan yang terbaik / paling optimal.
Pendekatan legalitas pada dasarnya adalah mengakomodasikan semua legalitas yang sudah pernah dibuat dan berlaku untuk menjadi pedoman pada pengembangan selanjutnya. Yang menjadi pedoman tentu merupakan legalitas yang tingkatan kekuatan hukumnya lebih tinggi. Apabila ada perbedaan diantara legalitas yang ada, akan dipakai ketentuan yang ada pada ketetapan legalitas yang lebih tinggi. Sedangkan apabila legalitas lebih rinci berbeda dengan apa yang akan dikembangkan, dapat diabaikan dan dapat dibuat ketentuan transisi untuk mengakomodasikan adanya perbedaan tersebut agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu yang menjadi obyek bagi legalitas yang lebih rinci tersebut pada waktu sebelumnya. Karena yang dipakai dasar dalam pendekatan ini adalah aspek legalitas, maka urutan tingkat kekuatan hukum yang digunakan juga mengikuti ketentuan legal yang ada. Dalam kaitannya dengan penyusunan rencana pengembangan infrastruktur pendukung industri di wilayah kajian, pendekatan ini digunakan agar apa yang akan dilakukan/direncanakan tidak melanggar ketentuan yang lebih tinggi yang sudah ada, dan dapat mengakomodasikan ketentuan transisi jika diperlukan karena kebijakan detail sebelumnya. Oleh karena itu kebijakan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Pengganti Undang-Undang, PP, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur/Bupati, maupun Keputusan Gubernur/Bupati yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pendukung di wilayah kajian akan diperhatikan dan diakomodasikan dalam rencana pengembangan berikutnya.
Pada pendekatan teoritikal, teori yang menjelaskan secara lebih detail / spesifik memiliki kekuatan untuk diacu paling tinggi. Sedangkan teori yang lebih umum (memiliki keterkaitan yang relatif agak jauh dari fenomena yang dipecahkan), akan memiliki kekuatan untuk diacu lebih lemah.
Pada pendekatan empiris, persoalan-persoalan yang sudah jelas-jelas menimbulkan masalah dan banyak praktek terjadi, akan menempati posisi tertinggi untuk diselesaikan. Sedangkan persoalan-persoalan yang berlum tentu terjadi relatif dapat diabaikan. Tetapi persoalan yang belum pernah terjadi tetapi dari aspek struktural sudah dapat dipastikan akan menjadi masalah dalam praktek pelaksanaan di lapangan, perlu tetap diperhatikan dalam penyelesaian persoalan atau penetapan kebijakan atau pengembangan sistem.


Pengekatan Gabungan Kualitatif-Kuantitatif

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang lebih mementingkan aspek kedetailan informasi pada suatu fenomena daripada distribusi kejadian pada suatu populasi. Pendekatan ini lebih melihat pentingnya informasi yang dapat menggambarkan aspek kualitas yang terjadi pada fenomena yang dipelajari dan dipecahkan, daripada prosentasi / frekuensi kejadian. Oleh karena itu teknik sampling dalam pendekatan kualitatif tidak terlalu penting. Sedangkan pendekatan kuantitatif dalam menggambarkan dan memecahkan fenomena, lebih memandang pada frekuensi / distribusi kejadian dalam suatu populasi untuk dapat mewakili kejadian dalam populasi. Oleh karena itu teknik sampling dalam pemakaian pendekatan ini menjadi penting, agar sampling yang diteliti dapat menggambarkan perilaku / kejadian dalam populasi.
Pendekatan kualitatif dilakukan untuk lebih memahami fenomena secara lebih spesifik, lebih kaya informasi, sampai dapat menemukan anomali-anomali yang terjadi dalam populasi/sistem. Oleh karenanya pendekatan kualitatif ini seringkali dilakukan pada penelitian-penelitian deduktif yang bersifat pembuktian teori yang sudah pernah dirumuskan. Sedangkan pendekatan kuantatif karena sifatnya lebih untuk dapat menggeneralisir kejadian/ perilaku dalam populasi, maka sample yang tepat akan mempengaruhi penggeneralisiran populasi dari sample. Oleh karena itu pendekatan ini banyak digunakan pada penelitian yang bersifat induktif, yang menggeneralisir perilaku/kejadian dalam sample menjadi perilaku/kejadian dalam populasi.
Dalam penyelesaian pekerjaan ini, dipakai kedua pendekatan secara komplementatif, dimana pendekatan kuantitatif dipakai untuk dapat melihat perilaku dalam sistem/populasi yang paling banyak dan yang paling sedikit/kecil. Tetapi disamping itu dilengkapi dengan pendekatan kualitatif yang dapat mengekplorasi kejadian/perilaku kecil yang tersembunyi yang selama ini terjadi tidak/kurang terperhatikan sehingga tidak dapat ditangkap dalam pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualtitatif banyak dilakukan dengan metode: wawancara dan Fokus Group Discussion, sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner.


Pendekatan ”Benchmarking”

Pada pendekatan ini, akan melakukan pembelajaran atas apa yang sudah dilakukan oleh pihak lain/di lokasi lainnya untuk diterapkan dengan perbaikan/penyempurnaan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pihak lain yang sudah lebih dulu melakukan hal yang serupa. Pendekatan Benchmarking ini banyak dilakukan oleh para peneliti dan perancang teknologi di Jepang dalam membuat produk teknologinya. Bahkan seringkali Benchmarking ini dilakukan dengan melakukan ’delivery time’ atas produk hasil benchmarking tersebut lebih cepat daripada produk basis benchmarking. Pendekatan ini menurut bahasa orang awam dinamakan dengan ’Pencontekan Cerdas’.
Pada pendekatan ini perlu dilakukan pengamatan atau investigasi atas apa yang sudah dilakukan oleh pihak lain untuk hal yang serupa. Dalam hal ini apa yang sudah dilakukan pihak lain dalam konservasi energi baik di dalam negeri maupun di luar negeri perlu dilakukan sebagai basis dalam melakukan benchmarking. Bahkan apa yang sudah dilakukan di luar negeri juga dapat dijadikan sebagai basis benchmarking.

C. Metodologi

Pariwisata Brebes

Pengembangan Pariwisata
Di Kabupaten Brebes

Latar Belakang

Brebes terkenal sebagai daerah penghasil bawang merah, cabe dan telur asin. Sejauh ini perkembangan kabupaten Brebes di beberapa kecamtan pasca Otonomi daerah memang belum terlihat sisginfikan. Sumber-sumber ekonomi masih pada komoditi pertanian, sementara komoditi lain seperti peternakan, perikanan, dan industri pengolahan hasil pertasnian belum banyak tersentuh. Sementara masalah kependudukan mulai muncul, seperti berkurangnya lahan-lahan pertanian karena berubah menjadi pemukiman. Sebagian masyarakat mulai berdagang, walaupun masih pada komoditas pertanian dan pendukungnya.

Kondisi ini tentunya harus disikapi oleh pemerintah daerah dengan langkah-langkah yang strategi. Berkurangnya lahan pertanian tentunya berkurang juga jumlah petani yang bertani, mereka harus dialihkan pekerjaannya pada-bidang-bidang yang tidak berorientasi pada lahan.

Sebenarnya ada beberapa pengembangan yang bisa dilakukan, sebagai contoh peternakan, perikanan dan pengolahan hasil pertanian. Kesulitan-kesulitan pada peternakan dan perikanan lebih pada modal awal yang tinggi, sementara untuk industri hasil pertanian terkendala pada masalah pemasaran dan distribusi. Kesulitan-kesulitan inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk memecahkannnya.


Pariwisata Sebagai Alternatif Meningkatkan Perekonomian Daerah

Bidang lain yang bisa dikembangkan adalah pariwisata. Selama ini pariwisata di Kabupaten Brebes seperti Waduk Penjalin, Telaga Ranjeng dan Kaligua belum maksimal pengelolaannya, atau bahkan cenderung tidak dikelola, sehingga tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat pada saat lebaran saja, sementara hari-hari biasa sepi pengunjung.

Pengembangan Pariwisata disekitar wilayah Brebes pun saat ini masih kurang, walaupun ada seperti Baturaden di Banyumas, Pemandian Air Panas “Guci” di Tegal, Goa Lawa di Pemalang dan beberapa Wisata Pantai di daerah Pantura, pengembangannya masih parsial., jadi hanya ada satu atau dua tujuan wisata didaearah yang berdekatan.

Dari kondisi ini dapat dicermati bahwa ada peluang pengembangan Pariwisata di Kabupaten Brebes.

Anggapan bahwa investasi pada Pariwisata lebih pada tiket masuk yang terjual, dan akan kembali nilai investasinya pada tahun kesekian puluh, harus dirubah. Pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Anggap saja ada investasi untuk pariwisata yang lumayan mahal, karena harus membuat jalan baru, merevitalisasi objek-objek wisata, dll, tetapi akan ada dinamisasi perkembangan masyarakat terutama tentang lapangan kerja dan peluang usaha baru.


Penataan Pariwisata

Penataan kawasan pariwisata juga harus mempertimbangkan aspek lokasi. Karena sulit untuk menarik pelancong yang datang jauh-jauh dari jakarta atau dari daerah lain hanya untuk satu tujuan tempat wisata. Minimal ada 3 sampai 4 tempat yang berdekatan, sebagai contoh Waduk Penjalin, Cipanans Buaran, Telaga Ranjeng dan Kebun Teh Kaligua. Jangka panjangnya dapat di tarik sebuah jalur wisata baru ke arah Sirampog seperti “Curug Puteri” dan yang mau berpetualang lebih berani kearah Kaki gunung Slamet ada “Sumur Penganten”. Terdapat juga panorama pertanian, yaitu pertanian sayur mayur di Desa Dawuhan, Batursari, Igirklanceng, Sawangan sampai Kaligua dan Kalikidang. Sementara Sebagian Desa Sridadi, Kaligiri dan wilayah kecamatan Sirampog kearah lembah rata-rata petani Padi, ladang dan kebun. Pelancong akan mengalami perubahan suhu yang drastis karena perbedaan elevasi yang ekstrim dari daerah lembah yaitu Bumiayu naik sampai kaki gunung Slamet.

Menarik Bukan??

Ditambah lagi wisata belanja di Pasar Bumiayu yang menyediakan Telor Asin, Bawang merah, Cabe, dll. Cukup pegal-pegal untuk ditempuh satu hari. Oleh karena itu lah akan ada waktu lebih panjang untuk berlibur, tidak cukup satu hari ya diperpanjang lah liburannya menjadi 2 hari.

Coba kita lihat dari satu sisi ini, ada semacam cincin usaha baru. Jika start dari Kaligadung, terus naik ke Sirampog (Curug Puteri dan Sumur Penganten), dilanjutkan ke Kaligua dan Telaga Ranjeng, turun ke Waduk Penjalin, terus ke Cipanas Buaran, setelah melepas pegal-pegal di Cipanas Terus Belanja kepasar Bumiayu, sekalian pulang mampir dulu beli duren di Galuhtimur dan Kalijurang yang ada di Kecamatan Tonjong. (Perfect).

Akan ada peluang-peluang baru, usaha-usaha baru seperti warung-warung, tempat penginapan, penjualan souvenir, dll. Jika dikonversikan akan ada ratusan lapangan kerja baru.


Mawas diri

Apa yang saya uraikan diatas sifatnya masih “idealnya”, masih banyak yang harus dibenahi terutama jalan masuk, penataan kawasan, pemasangan rambu, arah, dll. Dan biaya yang diperlukanpun tentunya besar, sehingga perlu pentahapan dari study kawasan exsisting, study kelayakan, pembuatan master plan dan perencanaan fisik. Walaupun Kabupaten Brebes sudah memiliki penataan ruang tiap-tiap kawasan, pengembangan pariwisata tidak akan banyak merubah struktur ruang yang ada. Orisinilitas kawasan wisata harus dipertahankan sebagai daya tarik tersendiri dengan konsep wisata alam.


Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD)

Apabila melihat visi RPJMD tahun 2008-2013 yaitu membangun masyarakat yang maju, sejahtera dan berkeadilan dan misi RPJMD tahun 2008-2013 mewujudkan penataan ruang yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertanggung jawab, tentu sudah jelas bahwa visi misi pembangunan adalah untuk mensejahterakan rakyat. Akan tetapi apabila dilihat dari program-program yang direncanakan lima tahun kedepan masih berkutik pada internal organisasi pemerintah daerah, penataan kearsipan, dan program-program yang “rentan dikorupsi”. Sementara program-program strategis yang berorientasi pada masyarakat pedesaan belum banyak tersentuh, seperti peternakan, pengolahan hasil pertanian, Koperasi, dll. Mungkin karena para anggota Dewan dan Pejabat daerah mayoritas bukan dari desa. Bahkan kalau kita lihat lebih jauh anggaran untuk penertiban administrasi pertanahan dan pemanfaatan potensi sumber daya hutan angkanya terlalu fantastis, hampir 72 persen dari total anggaran RPJMD. Padahal sektor-sektor tersebut, selama ini hanya dinikmati oleh sebagaian kecil masyarakat “yang sudah kaya”. Dan yang menarik lagi pendidikan belum masuk dalam “sesuatu yang perlu diprogramkan”. Di Kabupaten lain sudah merancang pendidikan gratis dan sebagian sudah merealisasikannya seperti Kota Mojokerto, Surabaya dan Malang, pemerintah Kabupaten Brebes tampaknya masih tenang-tenang saja.

Alasan yang sering diungkapkan adalah PAD yang kecil. Tentu saja hal ini akan berlangsung terus menerus apabila program-program yang direncanakan belum tepat sasaran. Tentunya harus ada koordinasi yang baik antara pemda dan masyarakat. Apa yang dimau dan diperlukan masyarakat itulah yang diutamakan dan selanjutnya diprogramkan. Bukan apa yang dimau dan diperlukan anggota Dewan dan Pemda.

Sebagai bagian dari masyarakat, apa yang saya sampaiakn ini semata-mata dalam rangka saling mengingatkan dan nasehat-menasehati. Tidak ada maksud menggurui atau merasa paling benar. Data dan redaksional bisa jadi kurang aktual dan akurat karena keterbatasan akses informasi. Harapannya kedepan kabupaten Brebes ada perubahan yang lebih baik.

Rabu, Maret 11, 2009

Brebes


Kabupaten Brebes masuk dalam wilayah provinsi Jawa Tengah. Membujur dari pantai utara sampai keselatan dikaki gunung Slamet. Secara Topografi Brebes bagian Utara adalah dataran rendah dan bagian Selatan adalah dataran tinggi. Brebes adalah jalur lintas Utara Selatan yang menghubungkan Jalur Pantai Utara dengan Jalur Tengah. Orang Bumiayu menyebutnya "Portugal" atau Lintas Purwokerto Tegal.

Citra Satelit Wilayah Kabupaten Brebes







Berikut adalah Peta yang diterbitkan Departemen Cipta Karya (Peta Hydrologi)

Prigi Beach - Numpak Perahu

Numpak Perahu dipantai Prigi

Berliburan ke Pantai Prigi kurang sempurna rasanya kalo tidak naik perahu ketengah laut "walupun nda nyape tengah-tengah amat". Cukup dengan Rp. 10.000,- tiket sekali naik. Kita akan dibawa menyusuri pantai Prigi. Jangan lupa bawa media dokumentasi seperti kamera atau Handycam, karena disekitar pantai terdapat pemandangan perbukitan dan pegunungan yang bagus.
Lokasi pantai Prigi adalah di bagian selatan Kabupaten Trenggalek. Bisa ditempuh dari beberapa jalur alternatif. Jika dari Surabaya lama tempuhnya kira-kira 4,5 Jam.


A Man From Trenggalek


Who is he?
Namanya Syaiful Anwar, biasa dipanggil "Iful". Berasal dari daerah Trenggalek Tepatnya di Desa Senden Kecamatan Kampak.
Hobinya membaca koran, melihat acara berita dan berpolitik. Suatu perpaduan yang ideal sesuai dengan cita-citanya yaitu mendirikan LSM yang tentunya "LSM yang perduli dengan kondisi masyarakat saaat ini, terutama masyarakat di daerahnya".


Entri Populer