Selasa, Maret 17, 2009

Pariwisata Brebes

Pengembangan Pariwisata
Di Kabupaten Brebes

Latar Belakang

Brebes terkenal sebagai daerah penghasil bawang merah, cabe dan telur asin. Sejauh ini perkembangan kabupaten Brebes di beberapa kecamtan pasca Otonomi daerah memang belum terlihat sisginfikan. Sumber-sumber ekonomi masih pada komoditi pertanian, sementara komoditi lain seperti peternakan, perikanan, dan industri pengolahan hasil pertasnian belum banyak tersentuh. Sementara masalah kependudukan mulai muncul, seperti berkurangnya lahan-lahan pertanian karena berubah menjadi pemukiman. Sebagian masyarakat mulai berdagang, walaupun masih pada komoditas pertanian dan pendukungnya.

Kondisi ini tentunya harus disikapi oleh pemerintah daerah dengan langkah-langkah yang strategi. Berkurangnya lahan pertanian tentunya berkurang juga jumlah petani yang bertani, mereka harus dialihkan pekerjaannya pada-bidang-bidang yang tidak berorientasi pada lahan.

Sebenarnya ada beberapa pengembangan yang bisa dilakukan, sebagai contoh peternakan, perikanan dan pengolahan hasil pertanian. Kesulitan-kesulitan pada peternakan dan perikanan lebih pada modal awal yang tinggi, sementara untuk industri hasil pertanian terkendala pada masalah pemasaran dan distribusi. Kesulitan-kesulitan inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk memecahkannnya.


Pariwisata Sebagai Alternatif Meningkatkan Perekonomian Daerah

Bidang lain yang bisa dikembangkan adalah pariwisata. Selama ini pariwisata di Kabupaten Brebes seperti Waduk Penjalin, Telaga Ranjeng dan Kaligua belum maksimal pengelolaannya, atau bahkan cenderung tidak dikelola, sehingga tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat pada saat lebaran saja, sementara hari-hari biasa sepi pengunjung.

Pengembangan Pariwisata disekitar wilayah Brebes pun saat ini masih kurang, walaupun ada seperti Baturaden di Banyumas, Pemandian Air Panas “Guci” di Tegal, Goa Lawa di Pemalang dan beberapa Wisata Pantai di daerah Pantura, pengembangannya masih parsial., jadi hanya ada satu atau dua tujuan wisata didaearah yang berdekatan.

Dari kondisi ini dapat dicermati bahwa ada peluang pengembangan Pariwisata di Kabupaten Brebes.

Anggapan bahwa investasi pada Pariwisata lebih pada tiket masuk yang terjual, dan akan kembali nilai investasinya pada tahun kesekian puluh, harus dirubah. Pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Anggap saja ada investasi untuk pariwisata yang lumayan mahal, karena harus membuat jalan baru, merevitalisasi objek-objek wisata, dll, tetapi akan ada dinamisasi perkembangan masyarakat terutama tentang lapangan kerja dan peluang usaha baru.


Penataan Pariwisata

Penataan kawasan pariwisata juga harus mempertimbangkan aspek lokasi. Karena sulit untuk menarik pelancong yang datang jauh-jauh dari jakarta atau dari daerah lain hanya untuk satu tujuan tempat wisata. Minimal ada 3 sampai 4 tempat yang berdekatan, sebagai contoh Waduk Penjalin, Cipanans Buaran, Telaga Ranjeng dan Kebun Teh Kaligua. Jangka panjangnya dapat di tarik sebuah jalur wisata baru ke arah Sirampog seperti “Curug Puteri” dan yang mau berpetualang lebih berani kearah Kaki gunung Slamet ada “Sumur Penganten”. Terdapat juga panorama pertanian, yaitu pertanian sayur mayur di Desa Dawuhan, Batursari, Igirklanceng, Sawangan sampai Kaligua dan Kalikidang. Sementara Sebagian Desa Sridadi, Kaligiri dan wilayah kecamatan Sirampog kearah lembah rata-rata petani Padi, ladang dan kebun. Pelancong akan mengalami perubahan suhu yang drastis karena perbedaan elevasi yang ekstrim dari daerah lembah yaitu Bumiayu naik sampai kaki gunung Slamet.

Menarik Bukan??

Ditambah lagi wisata belanja di Pasar Bumiayu yang menyediakan Telor Asin, Bawang merah, Cabe, dll. Cukup pegal-pegal untuk ditempuh satu hari. Oleh karena itu lah akan ada waktu lebih panjang untuk berlibur, tidak cukup satu hari ya diperpanjang lah liburannya menjadi 2 hari.

Coba kita lihat dari satu sisi ini, ada semacam cincin usaha baru. Jika start dari Kaligadung, terus naik ke Sirampog (Curug Puteri dan Sumur Penganten), dilanjutkan ke Kaligua dan Telaga Ranjeng, turun ke Waduk Penjalin, terus ke Cipanas Buaran, setelah melepas pegal-pegal di Cipanas Terus Belanja kepasar Bumiayu, sekalian pulang mampir dulu beli duren di Galuhtimur dan Kalijurang yang ada di Kecamatan Tonjong. (Perfect).

Akan ada peluang-peluang baru, usaha-usaha baru seperti warung-warung, tempat penginapan, penjualan souvenir, dll. Jika dikonversikan akan ada ratusan lapangan kerja baru.


Mawas diri

Apa yang saya uraikan diatas sifatnya masih “idealnya”, masih banyak yang harus dibenahi terutama jalan masuk, penataan kawasan, pemasangan rambu, arah, dll. Dan biaya yang diperlukanpun tentunya besar, sehingga perlu pentahapan dari study kawasan exsisting, study kelayakan, pembuatan master plan dan perencanaan fisik. Walaupun Kabupaten Brebes sudah memiliki penataan ruang tiap-tiap kawasan, pengembangan pariwisata tidak akan banyak merubah struktur ruang yang ada. Orisinilitas kawasan wisata harus dipertahankan sebagai daya tarik tersendiri dengan konsep wisata alam.


Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD)

Apabila melihat visi RPJMD tahun 2008-2013 yaitu membangun masyarakat yang maju, sejahtera dan berkeadilan dan misi RPJMD tahun 2008-2013 mewujudkan penataan ruang yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertanggung jawab, tentu sudah jelas bahwa visi misi pembangunan adalah untuk mensejahterakan rakyat. Akan tetapi apabila dilihat dari program-program yang direncanakan lima tahun kedepan masih berkutik pada internal organisasi pemerintah daerah, penataan kearsipan, dan program-program yang “rentan dikorupsi”. Sementara program-program strategis yang berorientasi pada masyarakat pedesaan belum banyak tersentuh, seperti peternakan, pengolahan hasil pertanian, Koperasi, dll. Mungkin karena para anggota Dewan dan Pejabat daerah mayoritas bukan dari desa. Bahkan kalau kita lihat lebih jauh anggaran untuk penertiban administrasi pertanahan dan pemanfaatan potensi sumber daya hutan angkanya terlalu fantastis, hampir 72 persen dari total anggaran RPJMD. Padahal sektor-sektor tersebut, selama ini hanya dinikmati oleh sebagaian kecil masyarakat “yang sudah kaya”. Dan yang menarik lagi pendidikan belum masuk dalam “sesuatu yang perlu diprogramkan”. Di Kabupaten lain sudah merancang pendidikan gratis dan sebagian sudah merealisasikannya seperti Kota Mojokerto, Surabaya dan Malang, pemerintah Kabupaten Brebes tampaknya masih tenang-tenang saja.

Alasan yang sering diungkapkan adalah PAD yang kecil. Tentu saja hal ini akan berlangsung terus menerus apabila program-program yang direncanakan belum tepat sasaran. Tentunya harus ada koordinasi yang baik antara pemda dan masyarakat. Apa yang dimau dan diperlukan masyarakat itulah yang diutamakan dan selanjutnya diprogramkan. Bukan apa yang dimau dan diperlukan anggota Dewan dan Pemda.

Sebagai bagian dari masyarakat, apa yang saya sampaiakn ini semata-mata dalam rangka saling mengingatkan dan nasehat-menasehati. Tidak ada maksud menggurui atau merasa paling benar. Data dan redaksional bisa jadi kurang aktual dan akurat karena keterbatasan akses informasi. Harapannya kedepan kabupaten Brebes ada perubahan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Entri Populer